Oleh : Wina
Kurnia Sejati, S.Hut
NIP :
198603202011012003
Konservasi
tanah
adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi
perubahan secara kimiawi
atau biologi
akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman,
atau akibat kontaminasi
lainnya. Strategi yang biasanya dipakai, yaitu:
- Pemilihan vegetasi penutup lahan
- Pencegahan erosi
- Pengaturan kadar garam
- Pengendalian keasaman
- Meningkatkan kelestarian organisme tanah yang menguntungkan
- Pencegahan dan remediasi tanah dari kontaminasi
- Mineralisasi
Strategi lainnya yang biasa dipergunakan
dalam bidang pertanian yaitu:
- Pertanian tanpa pengolahan tanah
- Pengolahan tanah berkontur
- Alur penahan angin (windbreak)
- Rotasi tanaman
- Penggunaan pupuk alami
- Mengistirahatkan lahan
Banyak bidang ilmu yang terlibat dalam
upaya-upaya tersebut, diantaranya agronomi, hidrologi, ilmu tanah, kimia lingkungan, meteorologi, mikrobiologi
dan teknik
pertanian.
Rotasi tanaman, tanaman penutup lahan, dan
tanaman penahan angin dikatakan sebagai cara yang paling baik dalam mencegah
erosi permukaan tanah. Rotasi tanaman adalah proses pergantian tanaman yang
konvensional dan mudah dilakukan, untuk mencegah pengambilan nutrisi tanah
yang berlebihan oleh satu jenis tanaman saja. Tanaman penutup berfungsi sebagai
pencegah tanah dari erosi, pertumbuhan gulma, dan evapotranspirasi
berlebihan, namun tanaman penutup juga memiliki fungsi penting dalam menjaga
kualitas kimia tanah; misalnya tanaman Leguminoceae
untuk kelestarian kandungan nitrogen
dalam tanah dan tanaman Mucuna pruriens
untuk fosfor.
Tanaman penahan angin ditanam dengan alur yang cukup padat atau barisan
pepohonan yang ditanam dengan alur yang paralel terhadap arah angin.
PENCEGAHAN
EROSI
Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan
erosi air dan angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara
menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan
membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di
perbukitan (terasering)
dan pertanian berkontur. Desain
Keyline adalah cara yang paling mutakhir dalam menentukan kontur
dalam bercocok tanam.
PENGATURAN
KADAR GARAM
Ion-ion yang bertanggung jawab
dalam proses salinasi
tanah yaitu Na+, K+, Ca2+, Mg2+,
dan Cl-.
Kadar garam
diperkirakan telah memengaruhi sebanyak sepertiga lahan subur. Kadar garam
dalam tanah secara signifikan dapat memengaruhi metabolisme sebagian besar
tanaman pertanian. Kadar garam yang tinggi terdapat pada daerah kering akibat irigasi
yang berlebihan atau di area di mana permukaan air tanah asin cukup dangkal.
Dalam kasus irigasi berlebihan, garam menumpuk di permukaan tanah sebagai
produk sampingan dari infiltrasi tanah. Kasus yang paling terkenal adalah area
pertanian di sekitar Bendungan Aswan,
di mana bendungan telah mengakibatkan naiknya permukaan air tanah dan
mengakibatkan tingginya konsentrasi garam-garaman pada permukaan tanah.
Penggunaan humus dapat mencegah salinisasi tanah lebih jauh
lagi. Mekanismenya melibatkan pertukaran anion dan kation hingga pH menjadi
stabil dan mengeliminasi kelebihannya dari zona
perakaran tanaman.
PERSENTASE
HIDROGEN TANAH (KEASAMAN, PH)
Tingkat pH
tanah yang merugikan pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara
alami di beberapa wilayah, dan secara non alami terjadi dengan adanya hujan asam
dan kontaminasi
tanah. Peran pH tanah adalah untuk mengendalikan ketersedian
nutrisi bagi vegetasi yang tumbuh di atasnya. Makronutrien (kalsium, fosfor, nitrogen, kalium, magnesium, sulfur) tersedia cukup bagi tanaman jika berada
pada tanah dengan pH netral atau sedikit beralkalin.
Kalsium, magnesium, dan kalium biasanya tersedia bagi tanaman dengan cara
pertukaran kation dengan material organik tanah dan partikel tanah liat. Ketika
keasaman tanah meningkat, ketersediaan kation untuk material organik tanah dan
partikel tanah liat
segera tercukupi sehingga tidak ada pertukaran kation dan nutrisi bagi tanaman
berkurang. Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi karena banyak faktor yang
memengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah (tanah
asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan
faktor meteorologika.
ORGANISME
DAN MIKROORGANISME TANAH
Melestarikan keberadaan organisme tanah yang
menguntungkan adalah salah satu unsur konservasi tanah. Organisme tanah yang
menguntungkan dapat berupa spesies
makroskopik seperti cacing tanah,
dan juga mikroorganisme.
Keuntungan yang diberikan oleh cacing tanah terhadap tanah diantaranya
memberikan aerasi
tanah dan menyediakan nutrisi
makro bagi tanah. Ketika cacing tanah mengekskresikan feses dalam bentuk padatan, mineral dan nutrisi
yang diperlukan oleh tanaman telah diseleksi oleh cacing tersebut untuk
diabsorpsi oleh akar tanaman. Feses cacing tanah mengandung nitrogen lima kali
lebih banyak dari tanah biasa, fosfat tujuh kali lebih banyak, dan kalium
sebelas kali lebih banyak. Seekor cacing dapat memproduksi lebih dari 4,5 kg
feses dalam setahun. Kegiatan cacing yang terus menggali ke dalam tanah
memberikan porositas
bagi tanah dan aerasi yang cukup serta meningkatkan kemampuan drainase
tanah.
Mikroorganisme tanah berperan penting dalam
ketersediaan makronutrien di alam. Seperti contoh, ketersediaan nitrogen
terjadi akibat fiksasi
nitrogen oleh bakteri
simbiotik; bakteri tersebut memiliki enzim nitrogenase
yang digunakan untuk memfiksasi nitrogen
dari udara dengan hidrogen
untuk membentuk amonia
dan menghasilkan energi
untuk dirinya. Amonia lalu diubah menjadi senyawa organik
lainnya. Bakteri fiksasi nitrogen lainnya, seperti Rhizobium,
hidup dalam akar leguminoceae
dan membentuk simbiosis
mutualisme dengan tanaman, memproduksi amonia untuk mendapatkan karbohidrat.
Keberadaan mikroorganisme tanah seperti jamur, menurut Dr. Anton Muhibuddin,
seorang pakar keragaman hayati jamur dari Universitas Brawijaya,
Malang-Indonesia, bahwa keberadaannya dipengaruhi oleh sistem tanam dan input
yang diberikan (organik dan non organik). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Indeks keanekaragaman lahan organik lebih tinggi 1,06920) dibandingkan non
organik 1,00075). Demikian pula dengan Indeks Dominasi (dominasi satu jenis
fungi) pada lahan organik lebih rendah daripada lahan non organik yaitu 0,1032
dan 0,1275.
Dalam hal siklus karbon, karbon dikeluarkan ke atmosfer melalui pembusukan dan fermentasi oleh bakteri dan jamur (detritus).
Mikoriza
adalah simbiotik antara jamur tanah dengan aluran pembuluh akar. Jamur membantu
ketersediaan mineral, air, dan dan nutrisi organik untuk tanaman, dan jamur
mendapatkan gula dan asam amino dari akar. Terdapat dua jenis mikoriza, yaitu
endomikoriza di mana jamur melakukan penetrasi hingga ke dalam akar, dan
ektomikoriza di mana jamur hanya melapisi bagian luar akar. Mikoriza
beermanfaat bagi tanaman dengan memperluas area penyerapan nutrisi, karena hifa
mikoriza berukuran mikroskopik dan tersebar di sekitar akar tanaman.
Beberapa organisme tanah adalah ekstremofil,
yaitu makhluk hidup yang memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup di lingkungan
ekstrem, termasuk temperatur, pH, dan kadar garam yang sebagian besar makhluk
hidup tidak mampu bertahan.
Penggunaan insektisida
dan herbisida
seringkali memengaruhi keberadaan organisme tanah. Penggunaan bahan-bahan kimia
tersebut, meski tidak ditujukan, mampu membunuh organisme tanah yang
menguntungkan sehingga mengurangi ketersediaan nutrisi alami bagi tanah.
Penggunaan bahan-bahan kimia tersebut sebaiknya memperhatikan kehidupan
organisme tanah dan juga komponen ekologi lainnya.
Metode pertanian tebas
dan bakar memiliki dampak pembunuhan besar-besaran bagi organisme
tanah akibat temperatur yang dihasilkan dalam proses pembakaran. Hal ini
seringkali tidak dapat dikembalikan lagi ke keadaan semula hingga waktu yang
sangat lama.
Sistem pertanian yang digunakan seringkali
amat memengaruhi kualitas tanah dan metabolisme tanaman, seperti penggunaan
bahan-bahan kimia dalam bentuk pestisida, herbisida, dan sebagainya, dan
bertahan di tanah dalam waktu lama sehingga tidak memungkinkan lagi bagi
organisme tanah, baik yang menguntungkan maupun merugikan, untuk kembali lagi.
Alternatif bagi penggunaan kimia adalah persiapan tanah dengan pemanasan
tanah menggunakan lapisan plastik
transparan yang dapat menutupi area lahan. Plastik tersebut memerangkap panas
sehingga temperatur tanah meningkat hingga temperatur yang mematikan bagi
organisme tanah, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Keberadaan organisme
tanah yang menguntungkan dapat dikembalikan dengan cara induksi. Cara ini juga
menguntungkan bagi nutrisi tanah karena uap yang dihasilkan dari proses
pemanasan tanah dapat mengeluarkan nutrisi yang sebelumnya terkunci dalam
bentuk persenyawaan basa maupun asam yang tidak dapat diserap oleh akar
tanaman.
MINERALISASI
Agar tanaman mendapatkan nutrisi yang
diperlukan bagi perkembangannya, mineralisasi aktif seringkali dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan remahan batu yang mengandung mineral yang
dibutuhkan tanaman atau dapat menggunakan suplemen kimia tanah. Hal ini juga
bertujuan untuk mencegah hilangnya mineral makro maupun mikro dari dalam tanah.
Terdapat jenis mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat untuk mineralisasi
tanah, yakni mikoriza (vesikular arbuskular mikoriza).
Secara umum, menurut Dr. Anton Muhibuddin
(2005) manfaat VAM pada tanaman semusim antara lain: Mikoriza VAM dapat
meningkatkan daya serap N, P, K, Ca dan beberapa nutrisi Mikro, meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap kekeringan, mengendalikan infeksi patogen akar,
memproduksi senyawa-senyawa perangsang pertumbuhan, merangsang aktivitas
beberapa organisme yang menguntungkan (Rhizobium dan Bakteri pemecah fosfor),
memperbaiki struktur dan agregasi tanah serta membantu siklus mineral.
Pada tanaman tahunan seperti kelapa sawit
juga diketahui bahwa mikoriza VAM dari genus Acaulospora mampu meningkatkan
daya hidup planlet menjadi 91% dibandingkan dengan planlet tanpa inokulasi yang
hanya 62%. Inokulasi VAM diketahui juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap patogen tular tanah. VAM tidak hanya terlibat dalam mekanisme
pertahanan tanaman terhadp patogen tular tanah tapi juga dapt meningkatkan
toleransi terhadap serangan patogen yang ada di tajuk, selain itu inokulasi
dengan mikoriza diharapkan dapat menekan serangan jamur tular tanah Ganoderma,
namun interaksi antara jamur mikoriza dan Ganoderma masih dievaluasi
(Muhibuddin, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar