Jumat, 29 Mei 2020

PRODUK BERBASIS AREN

 

Aren (Arenga pinnata) telah lama dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia dan telah diketahui manfaat ekonominya sejak dahulu kala. Tanaman ini mudah beradaptasi pada berbagai agroklimat, mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi lahan dan agroklimat, dan toleransi tinggi dalam pola tanam campuran, termasuk dengan tanaman berkayu, serta cepat tumbuh karena memiliki akar banyak dan tajuk lebat. Tanaman aren sebagian besar diusahakan oleh petani dalam skala kecil. Oleh karena tanaman ini, sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan-lahan marginak yang kebanyakan dimiliki oleh petani miskin. Untuk mengatasi peningkatan luas dan jumlah kawasan lahan miskin di Indonesia dengan laju yang semakin tinggi diperlukan tipe tanaman seperti aren. Tanaman ini sangat cocok untuk tujuan konservasi air dan tanah. Di samping itu, tanaman aren menghasilkan biomassa di atas dan dalam tanah yang sangat besar sehingga berperan penting dalam siklus CO2­.

Pohon aren merupakan pohon yang menghasilkan bahan-bahan industri sejak lama. Hampir semua bagian fisik pohon aren (akar, batang dan daun) maupun produksi tanaman ini (buah  muda, nira dan pati atau tepung dalam  batang) dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Dengan demikian penganekaragaman pemanfaatan aren akan dapat meningkatkan pendapatan petani dan menyediakan lapangan kerja, sehingga tekanan masyarakat terhadap hutan dapat berkurang dan kelestariannya bisa dipertahankan.

 

 Produk-produk yang dihasilkan dari tanaman aren, yaitu antara lain:

  1. Bioetanol Aren

Bioetanol atau Biofuel dikenal sebagai Bahan Bakar Nabati yang ramah lingkungan, merupakan sumber energi terbarukan yang menjadi alternatif pengganti (substitusi) dari bahan bakar minyak yang akan habis ketersediaannya sebagaimana yang telah mulai dirasakan masyarakat dunia saat ini.

Pemanfaatan Produk Bioetanol

Ø  Kadar 60% s/d 70%, sebagai substitusi produk alkohol (industri farmasi) sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis minyak tanah

Ø  Kadar 70% s/d 80%, sebagai substitusi produk alkohol (industri farmasi)

Ø  Kadar 70% s/d 90%, sebagai bahan pendukung produksi makanan & minuman

Ø  Kadar 99,5% sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis bensin.

 

  1. Cuka Aren

Cuka  dapat  juga  diperoleh  melalui  proses  fermentasi berlanjut dari nira aren, dimana lama kelamaan alkohol dalam nira aren  akan terurai dan terbentuk  menjadi  cuka (asam asetat). Jika pembuatan  alkohol  dari  nira  dilakukan  dalam  wadah  tertutup, sebaliknya  pembuatan  cuka  justru  dilakukan  di  dalam  wadah terbuka  dan  setelah  8  hari  seluruh  nira  sudah  berubah  menjadi cuka.

  1. Gula aren

Nira  aren  segar  juga  terutama digunakan sebagai bahan baku pengolahan gula  aren.  Pengolahan  langsung  nira  menghasilkan  gula aren  yang  berwarna  coklat  kemerahan,  sifat  lebih  solid  dan memiliki  rasa  lebih  manis.  Sedangkan  nira  yang  terlambat  diolah akan  menghasilkan  gula  yang  berwarna  kekuningan,  lunak  atau tidak  mengeras  sehingga  tidak  dapat  dicetak.  Sampai  saat  ini produk  utama  pohon  aren  adalah  gula  aren. 

Gula  aren  terdapat  dalam  tiga  bentuk  yaitu :

Ø  gula  cetak (kerekan); umumnya  memiliki  bentuk  sesuai  bentuk  cetakan  yang digunakan.  

Ø  gula  pasir; gula aren yang dikristalkan kecil-kecil seperti pasir dan berwarna merah.

Ø  gula  semut ; merupakan  jenis  gula  yang  dibuat  dari  nira dengan  bentuk  serbuk  atau  kristal  dan  berwarna  kuning kecokelatan  sampai  coklat, dengan  gula  pasir  (aren),  akan  tetapi  ukurannya  lebih  besar sedikit dari pada gula pasir. Gula semut ini telah dipasarkan secara luas  dengan  berbagai  merek.


1.                 4.   Ijuk Aren

         Serat-serat ijuk yang dihasilkan oleh pohon aren dapat dipanen setelah pohon tersebut berumur 5 tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pembugkus pangkal kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air, dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Ijuk juga sebagai bahan baku pembuat oeralatan keperluan rumah tangga, pohon aren dapat diambil ijuknya dengan memotong ijuk dibagian batang sambil membersihkan pohon aren sebelum disadap/dideres. Ijuk yang sudah diambil dari batangnya, dapat digunakan sebagai atap rumah, talli, sapu ijuk, pengisi dasar septic tank untuk menyaring kotoran,dan tempat penempelan telur pada pembiakan ikan.

      5. Kayu Aren


Kayu aren (black sugar palm), seratnya tajam, kasar dan berwarna hitam. Sebelum diolah, tidak banyak manfaatnya. Disamping penampilannya tidak menarik sebagai kayu bakarpun jarang digunakan, karena kayu aren sifatnya keras dan apinya sangat berasap. Berbeda bila diolah, kayu aren menjelma jadi berbagai produk menarik. Mulai dari furniture, peralatan makan, sampai lantai rumahpun bisa jadi cantik. Dengan mengedepankan karakteristik kayunya yang unik itu, kayu aren dibawa sampai ke produk interior, apalagi melalui pengembangan desainnya akan menjadi berbagai benda souvenir dengan berbagai bentuk artistik.



6. Kolang-Kaling

      Buah  aren  berupa  buah  buni,  yaitu  buah  yang  berair tanpa  dinding  dalam  yang  keras.  Bentuknya  bulat  lonjong, bergaris tengah 4 cm. Tiap buah aren mengandung  tiga biji. Buah aren  yang  setengah  masak,  kulit  bijinya  tipis,  lembek  dan berwarna  kuning.  Inti  biji  (endosperm)  berwarna  putih  agak bening dan lunak.  Endosperma buah aren berupa protein albumin yang  lunak  dan  putih  seperti  kaca  kalau  masih  muda.  Inti  biji  inilah  yang  disebut  kolang-kaling. Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha kolang kaling biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk direbus selama beberapa jam. Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.

Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, empat gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram.

Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengkonsumsi kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia.

Kandungan karbohidrat yang dimiliki kolang kaling bisa memberikan rasa kenyang bagi orang yang mengkonsumsinya, selain itu juga menghentikan nafsu makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun, sehingga cocok dikonsumsi sebagai makanan diet.

 

  1. Nata Pinnata

Nata berasal dari kata Spanyol yang dalam bahasa  Inggris  berarti cream, sedangkan pinnata merupakan kata yang diambil dari nama jenis pohon aren (A. pinnata). Nata  merupakan  jenis makanan  penyegar atau pencuci mulut (food dessert) yang dapat digolongkan pada dieatery fiber yang memberi andil yang cukup berarti untuk kelangsungan fisiologi secara normal. Nata adalah selulosa sintetik, terbentuk dari proses fermentasi yang bersifat anabolik pada media cair untuk menghasilkan senyawa kompleks selulosa dari pembentukan senyawa sederhana (gula). Pada proses fermentasi tersebut, bakteri Acetobacter xylium memegang peranan untuk pembentukan selulosa, disamping media dan suhu fermentasi.

Kandungan nutrisi nata pinnata yang diolah dari nira aren tidak berbeda jauh dengan nutrisi nata lainnya yang diolah dari air kelapa atau dari nira kelapa maupun kandungan nutrisi kolang kaling. Nata pinnata mengandung kadar air sekitar 97,42%; serat kasar 0,82%; protein 0,15%; sementara kandungan vitamin C; lemak   kalsium dan posfor sangat rendah. Secara fisik nata  pinnata tidak jauh berbeda dengan nata de coco yang diolah dari air kelapa. Nata pinnata bertekstur lembut, berwarna putih dan memiliki kekenyalan yang lebih rendah dari nata de coco.

Produk nata merupakan bahan makanan dan banyak digunakan sebagai pencampur es teler, es buah, sirup, jelly, dan sebagainya. Nilai gizinya rendah, kandungan terbesarnya adalah air sehingga produk makanan ini banyak digunakan sebagai sumber makanan rendah energi untuk keperluan diet dan juga mengadung serat yang bermanfaat untuk memperlancar proses pencernaan dan proses pembuangan air besar, sehingga bisa mencegah kegemukan (obesitas), kanker usus dan penyakit kencing manis